BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Makalah Sistem Bahan Bakar Diesel kami ini membahas
tentang komponen nozzel, katup penyalur, dan sistem pengatur putaran. Tujuan
dari modul ini agar mahasiswa memiliki tambahan wawasan yaitu memelihara/servis sistem dan komponen
injeksi bahan bakar diesel. Materi modul yang akan dipelajari meliputi : 1. Apakah yang dimaksud dengan nozel torak, serta
bagaimana cara kerja, 2. Apakah yang dimaksud dengan
katub penyalur, serta bagaimana cara kerja, 3. Jelaskan bagaimana cara
kerja sistem
pengatur putaran.
Setelah mempelajari modul ini diharapkan dapat memahami
fungsi, konstruksi komponen, macam/jenis komponen, dan cara kerja nozzel, katup
penyalur dan sistem penagtur putaran,
serta dapat melakukan pemeliharaan/servis sistem dan komponen injeksi
bahan bakar diesel tersebut.
1.2
Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan nozel torak, serta
bagaimana cara kerja?
2. Apakah yang dimaksud dengan katub penyalur, serta
bagaimana cara kerja?
3. Jelaskan
bagaimana cara kerja sistem pengatur putaran?
3.2
Tujuan
1. Untuk
mengetahui apa yang dimaksud dengan nozel torak, serta
bagaimana cara kerja?
2. Untuk
mengetahui apa
yang dimaksud dengan katub penyalur, serta
bagaimana cara kerja?
3. Untuk megetahui
bagaimana cara kerja sistem pengatur putaran?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Nozzel
2.1.1 pengertian nozzle
Nozzle bahan bakar disebut juga
dengan pengabut atau ada yang menyebut dengan Injektor. Disebut injector karena
tugas dari komponen ini adalah menginjeksi, dan disebut pengabut karena bahan
bakar keluar dari komponen ini dalam bentuk kabut, sedangkan disebut nosel
karena ujung komponen ini luas penampangnya makin mengecil.
2.1.2 Fungsi nozzle
Injector berfungsi untuk
menghantarkan bahan bakar diesel dari injection pump ke dalam silinder
pada setiap akhir langkah kompresi dimana torak (piston) mendekati posisi TMA.
Injector yang dirancang sedemikian rupa merubah tekanan bahan bakar dari injection
pump yang bertekanan tinggi untuk membentuk kabut yang bertekanan antara 60
sampai 200 kg/cm², tekanan ini mengakibatkan peningkatan suhu pembakaran
didalam silinder meningkat menjadi 600°C. Tekanan undara dalam bentuk kabut
melaui Injector ini hanya berlangsung satu kali pada setiap siklusnya yakni
pada setiap akhir langkah kompresi saja sehingga setelah sekali penyemprotan
dalam kapasitas tertentu dimana kondisi pengabutan yang sempurna maka injector
yang dilengkapi dengan jarum yang berfungsi untuk menutup atau membuka saluran
injectror ini sehingga kelebihan bahan bakar yang tidak mengabut akan dialirkan
kembali kebagian lain atau ke tangki bahan bakar sebagai kelebihan aliran (overflow).
2.1.3 Komponen nozzle
Injection Nozzle terdiri dari nozzle
body dan needle. Nozzle menyemprotkan bahan bakar dari pompa injeksi ke dalam
selinder dengan tekanan tertentu untuk mengatomisasi bahan baker secara merata.
Pompa injeksi adalah sejenis katup
yang dikerjkan dengan sangat presisi dengan toleransi 0,001 mm, oleh karena itu
bila nozzle perlu diganti maka nozzle body dan needle harus diganti
bersama-sama.
Injection nozzle harus dilumasi
dengan bahan bakar diesel. Nozzle holder memegang nozzle dengan retaining nut
dan distance piesce, nozzle holder terdiri dari adjusting washer yang mengatur
kekuatan tekanan pegas untuk menentukan tekanan membukanya katup nozzle.
2.1.4 Model Nozzle
Secara garis
besar nozzle dapat dibagi atas model lubang dan model pin.
ü Injector berlubang : Injector berlubang satu (single
hole) proses pengabutannya sangat baik akan tetapi memerlukan tekanan injektion
pump yang tinggi. Demikian halnya dengan Injektor berlubang banyak (multi
hole) pengabutannya sangat baik. Injector ini sangat tepat digunakan pada direct
injection (injeksi langsung).
ü Injektor
dengan model pin,
injektor model pin ini model trotle maupun model pintle lebih tepat
digunakan pada motor diesel dengan ruang bakar yang memiliki combustion
chamber, kamar muka maupun kamar pusar (turbulen) dan Type Lanova.
Nozzle Model
Lubang
|
Lubang satu
|
Lubang Banyak
|
|
Nozzle Model
Pin
|
Jenis
Throttle
|
Jenis Pintle
|
Jenis Nozzle sangat menentukan bagi proses pembakaran dan
bentuk ruang bakar, Jenis lubang banyak umumnya digunakan untuk mesin semprot
langsung, sedangkan model pin umumnya digunakan untuk mesin yang mempunyai
ruang bakar muka dan ruang bakar model pusar.
Kebanyakan Nozzle model pin adalah jenis Throttle, karena
bentuk khusus dari jenis pintle, maka pada saat permulaan injeksi, hanya
sedikit jumlah bahan bakar yang ditekan kedalam ruang bakar muka, tetapi pada
akhir penyemprotan jumlah yang disemprotkan bertambah banyak, bila sejumlah
bahan yang dibutuhkan disalurkan.
Dengan demikian, kemungkinan terjadinya detonasi sangat
kecil sekali dan pemakaianbahan bakar lebih hemat, permukaan luncur antara
nozzle body dan jarumnya diberi sedikit kelonggaran untuk memungkinkan bahan
bakar dapat melumasi permukaan tersebut.
2.1.5 cara kerja nozzle
a. Sebelum Penginjeksian
Bahan bakar yang bertekanan tinggi mengalir dari pompa
injeksi melalui saluran minyak pada nozzle holder menuju ke oil pool pada
bagian bawah nozzle body.
b. Penginjeksian Bahan Bakar
Bila tekanan bahan bakar pada oil pool naik, ini akan
menekan permukaan ujung needle, bila tekanan ini melebihi kekuatan pegas, maka
nozzle needle akan terdorong keatas oleh tekanan bahan bakar dan nozzle needle terlepas
dari nozzle body seat. Kejadian ini menyebabkan nozzle menyemprotkan bahan
bakar ke ruang bakar
c. Akhir Penginjeksian
Bila pompa injeksi berhenti mengalir bahan bakar, tekanan
bahan bakar turun dan tekanan pegas (pressure spring) mengembalikan nozzle
needle ke posisi semula. Pada saat ini needle tertekan kuat pada nozzle body
seat dan menutup saluran bahan bakar.
Sebagian bahan bakar tersisa diantara nozzle needle dan
nozzle body, antara pressure pin dan nozzle holder dan lain-lain, melumasi semua
komponen dan kembali ke over flow pipe Seperti terlihat diatas, nozzle needle
dan nozzle body membentuk sejenis katup untuk mengatur awal dan akhir injeksi
bahan bakar dengan tekanan bahan bakar.
2.1.6. Proses Pengabutan Bahan Bakar
pada Injector
Proses pengabutan bahan bakar diesel
melalui injektor ini diperlukan agar terjadi proses pembakaran yang sempurna
didalam silinder, kendati pada motor diesel ini pembakaran diberikan melalui
panas yang dihasilkan oleh pemampatan udara luar namun nyala api tidak akan
terjadi tanpa adanya penambahan oksigen. Oleh karena itu, dalam proses
pengabutan ini pada dasarnya adalah mencampur bahan bakar dengan oksigen, untuk
itu proses pengabutan untuk memperoleh gas bahan bakar yang sempurna pada
injector dapat dilakukan dengan tiga system pengabutan yaitu : A. Pengabutan Udara
B. Pengabutan tekan dan
C. Pengabutan gas.
A. Pengabutan Udara
Proses pengabutan udara terjadi pada
saat bahan bakar yang bertekanan 60 sampai 85 kg/cm² mengakibatkan tekanan pada
rumah pengabut sebesar 60 kg/cm² yang selalu berhubungan langsung dengan tabung
udara dengan tekanan bahan bakar dari pompa mencapai 70 kg/cm² pada Volume
tertentu akan tertampung pada cincin pembagi dari pengabut tersebut. Tekanan
bahan bakar dari pompa tadi juga akan mengangkat jarum pengabut dengan
demikian, udara yang bertekanan tadi akan mengalir bersama bahan bakar melalui
lubang-lubang halus pada cincin pembagi sehingga membentuk gas bahan bakar dan
masuk kedalam silinder. Gas bahan bakar yang terbentuk karena proses
persenyawaan antara udara dengan bahan bakar maka akan sangat mudah terbakar bila berhubungan dengan udara panas
dan bertekanan tinggi. Dengan plunger pompa injeksi yang digerakan oleh poros
bubungan dan distel sedemikian rupa maka pengabutan hanya terjadi pada akhir
kompresi.
B. Pengabutan Tekan
Pada proses pengabut tekan ini
saluran bahan bakar dan ruangan dalam rumah pengabut harus selalu terisi penuh
oleh bahan bakar, dengan jarum pengabut yang tertekan oleh pegas sehingga
saluran akan tertutup. Namun ketika bahan bakar dari injection pump yang
beterkanan 250 kg/Cm² mengalir kebagian takikan jarum pengabut, pengabut akan
tertekan keatas sehingga saluran akan terbuka. Dengan demikian, bahan bakar
akan terdesak melalui celah di antara jarum pengabut dalam bentuk gas. Untuk
memperoleh prosespembakaran yang sempurna didalam silinder maka proses
pemampatan udara di dalam silinder diusahakan menghasilkan turbulensi udara.
C. Pengabutan Gas
Pengabut ini dikonstruksi sedemikisn
rups dengan komponen-komponen yang terdiri atas rumah poengabut, katup
dan bak pengabut yang ditempatkan di bagian bawah dari pengabut dan berada di
dalam ruang bakar. Dalam proses pengabutan ini bahan bakar telah berada dalam
keadaan bertekanan tinggi dan katup injeksi sudah terbuka sejak langkah
pengisapan oleh torak dan pada kondisi demikan ini sebagian bahan bakar telah
menetes ke bak pengabut yang di bagian sisinya terdapat lubang-lubang kecil.
Keadaan ini akan mengakibatkan motor menjadi sangat panas sehingga bahan bakar
tadi akan berubah menjadi kabut. Pada akhir langkah kompresi udara yang
bertekanan akan menerobos masuk ke bak pengabut tersebut melalui lubang-lubang
kecil dari bak pengabut tersebut dan mengakibatkan letusan Namun hal ini tidak
cukup membakar bahan bakar secara keseluruhan kartena tidak cukup oksigen
sehingga sisa bahan bakar yang tidak terbakar akan keluar masuk didalam ruang
bakar dan terbakar pada ruangan ini, oleh kerena itu pada sistem pengabutan ini
akan terjadi dua kali proses pembakaran yaitu prosespembakaran mula dan prose
pembakaran yang sebenarnya, kendati sistem ini jarang digunakan namun proses
pengabutan dengan ini dapat menghasilkan
kabut bahan bakar yang memenuhi syarat dalam kebutuhan proses pembakaran.
2.1.7 Pemeliharaan/servis Nosel Injeksi (Injektor)
a. Pembongkaran nosel injeksi
1. Nosel
injeksi sebelum diservis lebih dahulu dilepaskan dari unit sistem injeksi bahan
bakar. Selanjutnya nosel ditempatkan menurut urutan nomor silinder mesin.
2. Pengujian
injeksi, dilakukan dengan memasang nosel pada tester, dan mengeluarkan udara
melaluipemegangnya .
Selanjutnya tekanan injeksi diuji dengan memompa tester sebanyak 50-60 kali
tiap menit . Hasil tekanan selanjutnya dilihat
(Standar nosel baru lebih tinggi daripada nosel bekas). Bila diperlukan
penyetelan tekanan dapat dilakukan pada mur penyetel
3.
Kondisi semprotan bahan bakar dari nosel injeksi harus berbentuk
lingkaran (dengan kertas pada jarak 30 cm dari ujung nosel) ). Pada nosel injeksi harus tidak
terdapat tetesan .
4. Selanjutnya bila dilakukan
pengujian kekedapan solar, pada tekanan 100 kg/cm2 tidak terdapat kebocoran
pada dudukan katup nosel dan mur pengikatnya
5.
Pembongkaran bagian-bagian nosel injeksi
b. Pembersihan nosel
Mencuci dan membersihkan nosel
dengan menggunakan pembersih dan solar. Pembersih dapat berupa sikat kayu atau sikat tembaga yang lembut. Dudukan
nosel dibersihkan dengn skrap pembersih. Lubang bodi nosel injeksi dibersihkan
dengan jarum pembersih.
c. Menguji peluncuran jarum nosel
1. Membersihkan bodi dan jarum dengan solar
2. Menarik jarum nosel kira-kira sampai setengahnya di
3. dalam bodi dan melepaskan
4. Jarum akan meluncur dengan lembut akibat beratnya
5. Putar sedikit posisi jarum dan lakukan test yang sama
6. Bila salah satu posisi jarum peluncuran tidak lembut, nosel
harus diganti dalam satu set
Merakit bagian-bagian nosel injeksi
dengan urutan kebalikan dari pembongkaran
2.1.8.
Spesifikasi Injector (Nozzle, Pengabut)
- Kode Spesifikasi
Pabrik, Contoh : ND – DN
ND – DN SS 1
ND – DL 110S916
ND – DL 100T 728
ND
– DLL 140S 256
- Kode
dan spesifikasi Injector tercantum pada Injector
body (Injector holder)
Contoh : ND – KB 55 SD 319
ND – KBA 38 S1
ND – KCA 30 SD2
ND – KD 43S53
2.2. Katup Penyalur
2.2.1
Pengertian
Katup penyalur adalah suatu katup yang mengatur Penekanan bahan bakar dari elemen
pompa ke injector.
2.2.2
Fungsi katup penyalur
Fungsi katup penyalur sebagai berikut ini:
1. Pada saat plunyer pemompaan pompa injeksi
melakukan pukulan untuk menghisap aliran maka katup penyalur berfungsi sebagai
katup pencegah aliran kembali. Hal ini bertujuan untuk mencegah bahan bakar
yang ada di atas katup penyalur pada pipa injeksi dan injektor tertarik kembali
menuju ruang pemompaan.
2. Setelah penginjeksian/penyemprotan, katup
piston menutup lubang pengarah sehingga timbul penurunan mendadak pada tekanan
bahan bakar pada injektor bahan bakar dengan segera setelah dilakukan
penginjeksian. Penurunan tekanan secara mendadak membuat katup jarum injektor
menutup dengan cepat sehingga injeksi bahan bakar terhenti secara cepat dan
bersih tanpa terjadi “tetesan” (dribble).
3. Menjaga adanya suplai bahan bakar bertekanan
rendah pada injektor bahan bakar dan pipa injeksi setelah injeksi selesai
dilakukan. Hal tersebut dilakukan dengan pukulan penarikan kembali (retraction
stroke) bidang dudukan yang menyekat bidang permukaan pengarah sesudah piston
katup selesai memulai menyekat pengarah. Tekanan rendah tersebut mengakibatkan
terjadinya pemberian tekanan tinggi pada penyaluran bahan bakar oleh gerakan ke
atas plunyer pada pompa injeksi. Hal ini menjamin kerja injektor yang efektif.
2.2.3 Kontruksi Katup Penyalur
Katup
penyalur (delivery valve) diletakkan sesudah elemen pemompaan pada pompa
injeksi bahan bakar. Sisi masukan katup penyalur terhubung pada rangkaian
pemompaan bertekanan tinggi pada pompa injeksi sedangkan sisi jalan keluar
terpasang pada pipa injektor bahan bakar. Bahan bakar yang disemprotkan atau
diinjeksikan dalam jumlah yang terukur mengalir dari plunyer atau elemen
pemompaan melalui katup penyalur ke arah injektor bahan bakar.
Keterangan gambar:
1.
rumah
2.
Katup
3.
Pegas katup
4.
Penahan pegas katup
|
Gambar 2.2.3 Jenis umum katup penyalur pompa injeksi diesel
Pada
gambar diatas ditunjukkan jenis umum katup penyalur. Komponen-Komponen utama
katup penyalur terdiri dari muka/bidang katup, pegas katup, bagian piston,
celah katup, pengarah katup dan bodi katup penyalur. Katup diletakkan pada
pengarahnya. Katup menumpu pada pengarah melalui bidang yang berbentuk
mengerucut pada katup yang ditahan bidang dudukan pada pengarah. Di bawah
bidang dudukan katup terdapat bagian bodi paralel yang berfungsi sebagai piston
kecil di dalam lubang pengarah. Agar bahan bakar dapat mengalir melalui katup
maka katup harus terdesak ke atas dari dudukannya hingga posisi tertentu
sehingga piston bergerak keluar dari lubang pengarah. Maka bahan bakar dapat
mengalir melalui katup menuju injektor.
2.2.4 Cara kerja katup penyalur
Cara kerja katup penyalur sebagai berikut ini:
1.
Pada saat awal penginjeksian, maka
katup penyalur pada posisi terangkat dari dudukan, dengan adanya tekanan bahan
bakar yang dipompa keluar dari pompa plunyer. Hal ini memungkinkan bahan bakar
dengan tekanan dialirkan ke nosel injeksi.
2.
Bila tekanan penyaluran menurun dan
pegas katup penyalur menekan katup penyalur ke bawah, maka relief valve akan
menutup hubungan antara ruang penyalur dengan pipa injeksi dan selanjutnya
katup akan masuk ke dalam sampai dudukan bersentuhan dengan body mencegah
menurunnya katup.
2.3. Sistem Pengatur
Putaran
Sistem pengatur putaran terdiri
dari 2 yaitu:
1. Governor
Governor berfungsi mengontrol volume injeksi bahan
bakar sehubungan dengan putaran mesin
dari usaha ketika pedal akselerator ditekan dan beban
mesin ketika output pada mesin diesel dikontrol oleh volume injeksi bahan bakar.
Sehingga governor memainkan peran berikut:
Mencegah mesin untuk tidak overrunning dengan mengontrol putaran mesin
maksimum, dan mencegah mesin mati dengan menstabilkan putaran mesin pada
putaran rendah.
a. Komponen dan
konstruksi
Untuk mechanical governor, flyweight, yang berotasi
dengan drive shaft pada injection pump, berekspansi keluar karena gaya
sentrifugal sehubungan dengan meningkatnya kecepatan shaft.
Pergerakan ini ditransimisikan ke spill ring melalui governor sleeve dan control lever untuk mengatur volume injeksi bahan bakar.
Pergerakan ini ditransimisikan ke spill ring melalui governor sleeve dan control lever untuk mengatur volume injeksi bahan bakar.
Ada dua tipe cara kerja governor:
• All-speed governor
• M-M (Minimum-Maximum) speed governor
b. Cara kerja
Governor
All-speed governor
1) Starting
Ketika pedal akselerator ditekan dan adjusting lever digerakkan pada arah beban penuh pada waktu start, control spring menarik tension lever sampai mengalami kontak dengan stopper.
Karena kecepatan pompa rendah pada saat start dan gaya sentrifugal pada flyweight sangat kecil, bahkan start spring (plate spring), yang mempunyai tegangan kecil, mampu mendorong control lever terhadap governor sleeve, sehingga mengakibatkan flyweight menutup sepenuhnya.
Ketika pedal akselerator ditekan dan adjusting lever digerakkan pada arah beban penuh pada waktu start, control spring menarik tension lever sampai mengalami kontak dengan stopper.
Karena kecepatan pompa rendah pada saat start dan gaya sentrifugal pada flyweight sangat kecil, bahkan start spring (plate spring), yang mempunyai tegangan kecil, mampu mendorong control lever terhadap governor sleeve, sehingga mengakibatkan flyweight menutup sepenuhnya.
Pada saat ini, control lever
berotasi berlawanan arah jarum jam di sekitar titik tumpu A dan menggerakkan
spill ring ke posisi start (volume injeksi maksimum) untuk menyediakan volume
injeksi bahan bakar yang diperlukan saat start.
2) Idling
Setelah mesin dinyalakan dan pedal akselerator dilepaskan, adjusting lever kembali ke posisi idle. Karena tegangan pada control spring pada saat ini adalah nol, flyweight dapat berkespansi keluar meskipun pada kecepatan rendah. Sebagai hasil, governor sleeve memampatkan idle spring.
Setelah mesin dinyalakan dan pedal akselerator dilepaskan, adjusting lever kembali ke posisi idle. Karena tegangan pada control spring pada saat ini adalah nol, flyweight dapat berkespansi keluar meskipun pada kecepatan rendah. Sebagai hasil, governor sleeve memampatkan idle spring.
Pada saat
ini, control lever berotasi searah jarum jam di sekitar titik tumpu A, untuk
menggerakkan spill ring ke posisi idle.
Dengan cara ini, idling speed yang lembut dapat diwujudkan ketika gaya sentrifugal pada flyweight dan tegangan pada idle spring seimbang.
Dengan cara ini, idling speed yang lembut dapat diwujudkan ketika gaya sentrifugal pada flyweight dan tegangan pada idle spring seimbang.
3) Beban penuh (pedal akselerator
ditekan penuh)
Ketika pedal
akselerator ditekan penuh, adjusting lever bergerak ke posisi beban penuh dan
tension lever mengalami kontak dengan stopper, serupa dengan starting. Dalam situasi ini, control spring mempunyai tegangan
tinggi dan damper spring sepenuhnya ditekan dan tidak aktif.
Tidak
seperti starting, gaya sentrifugal yang kuat terjadi pada flyweight, dan
governor sleeve mendorong control lever ke kanan. Lalu control lever berotasi
searah jarum jam sekitar titik tumpu A, hingga titik tumpu B mengalami kontak
dengan tension lever, sehingga menggerakkan spill ring ke posisi beban penuh. Akibatnya, volume injeksi saat ini berkurang
dibandingkan saat starting.
4) Kecepatan
maksimum (pedal akselerator ditekan sepenuhnya)
Ketika putaran mesin menjadi besar daripada kecepatan yang ditentukan, gaya sentrifugal pada flyweight menjadi besar, yang mengakibatkan gaya yang diberikan ke governor sleeve menjadi besar daripada tegangan pada control spring. Lalu control lever dan tension lever bergerak bersamaan, berotasi searah jarum jam di sekitar titik tumpu A, untuk menggerakkan spill ring pada arah yang menurunkan volume injeksi. Dengan membatasi kecepatan maksimum dalam cara ini, mesin dicegah untuk overrunning.
Ketika putaran mesin menjadi besar daripada kecepatan yang ditentukan, gaya sentrifugal pada flyweight menjadi besar, yang mengakibatkan gaya yang diberikan ke governor sleeve menjadi besar daripada tegangan pada control spring. Lalu control lever dan tension lever bergerak bersamaan, berotasi searah jarum jam di sekitar titik tumpu A, untuk menggerakkan spill ring pada arah yang menurunkan volume injeksi. Dengan membatasi kecepatan maksimum dalam cara ini, mesin dicegah untuk overrunning.
5) Beban
parsial (kecepatan medium) (pedal akselerator setengah ditekan)
Ketika adjusting lever pada posisi pertengahan, antara beban penuh dan idling, control spring mempunyai tegangan yang lemah, mengakibatkan spill ring bergerak ke arah yang menurunkan volume injeksi pada kecepatan rendah dibandingkan selama kontrol kecepatan maksimum. Sebagai hasil, putaran mesin dikontrol sehubungan dengan level penekanan pada pedal akselerator.
Ketika adjusting lever pada posisi pertengahan, antara beban penuh dan idling, control spring mempunyai tegangan yang lemah, mengakibatkan spill ring bergerak ke arah yang menurunkan volume injeksi pada kecepatan rendah dibandingkan selama kontrol kecepatan maksimum. Sebagai hasil, putaran mesin dikontrol sehubungan dengan level penekanan pada pedal akselerator.
Karakterisitik volume injeksi di
situasi ini adalah sama selama beban penuh ketika putaran mesin rendah (sebelum
spill ring digerakkan pada arah yang menurunkan volume injeksi). Ketika
kecepatan meningkat, volume injeksi menurun untuk mengontrol kecepatan.
M-M
(Minimum-Maximum) Speed Governor
M-M speed
governor mengontrol volume injeksi sehubungan dengan putaran mesin pada
kecepatan minimum dan maksimum. Pada jangkauan kecepatan lain, volume bahan
bakar sehubungan dengan tingkat penekanan pedal akselerator diinjeksi. (Kecuali untuk control spring, konstruksi all-speed
governor dan M-M speed governor pada dasarnya sama.)
Adjusting Screw
Injection
pump mempunyai adjusting screw berikut:
1.Kecepatan
maksimum adjusting screw:
Mengontrol
putaran mesin maksimum.
2.Idle speed
adjusting screw:
Menyesuaikan
putaran mesin selama idling.
3.Full-load
setting screw:
Menyesuaikan
volume injeksi bahan bakar maksimum.
Petunjuk:
Ketika kecepatan maksimum adjusting screw dan full-load setting screw disesuaikan ke posisi yang sesuai dan disegel, mereka tidak disesuaikan. Namun, kalau harus berubah akibat berlalunya waktu, dan harus disesuaikan, robek segel dan lakukan penyesuaian, Setelah penyesuaian, kecepatan maksimum adjusting screw dan full-load setting screw harus disegel.
Ketika kecepatan maksimum adjusting screw dan full-load setting screw disesuaikan ke posisi yang sesuai dan disegel, mereka tidak disesuaikan. Namun, kalau harus berubah akibat berlalunya waktu, dan harus disesuaikan, robek segel dan lakukan penyesuaian, Setelah penyesuaian, kecepatan maksimum adjusting screw dan full-load setting screw harus disegel.
2. Automatic Timer
(Kontrol Waktu Injeksi)
Sebagaimana pada mesin bensin dalam hal waktu
pengapian, mesin diesel dalam hal waktu injeksi harus dimajukan (atau
dimundurkan) sesuai dengan putaran mesin untuk mendapatkan performa optimal.
Memajukan atau memundurkan dikontrol oleh automatic timer sebagai respon
terhadap putaran mesin.
a. Konstruksi dan Operasi
Waktu injeksi bahan bakar dikontrol dengan mengubah
posisi roller, yang menyentuh face cam. Ketika pompa injeksi tidak berotasi,
roller ada pada posisi mundur maksimum. Ketika injection pump mulai berotasi
dan kecepatan ditingkatkan, timer piston bergerak ke kiri mendorong timer
spring, sebagaimana tekanan bahan bakar di dalam pump housing juga meningkat.
Slide pin yang berhubungan dengan piston mengubah pergerakan piston ke
pergerakan rotasional pada roller ring. Ketika roller ring berotasi di arah
berlawanan pada drive shaft, waktu injeksi menjadi maju. Ketika roller ring
berotasi di arah yang sama, waktu injeksi menjadi mundur.
b. Cara kerja
LST mengubah waktu injeksi bahan bakar sesuai dengan
beban mesin, dan memperoleh karakterisitik advancing. Bahan bakar dibebaskan
dari mulut (orifice) pada governor sleeve melewati saluran governor shaft ke
inlet side pada feed pump. Karena itu, tekanan di dalam pump housing
direndahkan untuk memundurkan waktu injeksi.
Ketika beban pada mesin meningkat (volume injeksi
naik), flyweight
tetap tertutup. Tekanan di dalam pump housing tidak
direndahkan karena mulut (orifice) pada governor sleeve dan saluran governor
shaft tidak sejajar. Sebaliknya, ketika beban pada mesin menurun (volume
injeksi turun), flyweight terbuka. Mulut (orifice) pada governor sleeve dan
sluran governor shaft sejajar, menyebabkan tekanan di dalam pump housing
dikurangi dan waktunya mundur.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Nozzel torak
adalah suatu alat yang digunakan untuk menginjeksikan bahan bakar dari pompa
injeksi ke silinder. Injection
Nozzle terdiri dari nozzle body dan needle. Model dari nozel ada dua yai tu model
lubang dan model pin untuk
itu proses pengabutan untuk memperoleh gas bahan bakar yang sempurna pada
injector dapat dilakukan dengan tiga system pengabutan yaitu, Pengabutan Udara, Pengabutan tekan dan Pengabutan gas. Pemeliharaan
nozel meliputi . Pembongkaran nosel injeksi, Pembersihan nosel dan pengecekan kondisi nosel
Katup
penyalur adalah suatu katup yang mengatur penekanan bahan bakar dari elemen pompa
ke injector. katup penyalur berfungsi sebagai katup pencegah aliran
kembali dan menjaga adanya suplai bahan bakar
bertekanan rendah pada injektor bahan bakar dan pipa injeksi setelah injeksi
selesai dilakukan.
Sistem pengatur putaran terdiri
atas gorvernor dan Automatic Timer (Kontrol Waktu Injeksi). Governor berfungsi mengontrol
volume injeksi bahan bakar sehubungan dengan putaran mesin dari usaha ketika pedal akselerator
ditekan dan beban mesin ketika output pada mesin diesel dikontrol oleh volume
injeksi bahan bakar,sedangkan autometic timer
berfungsi untuk Memajukan atau memundurkan putaran mesin fungsinya hampir sama dengan di motor bensin untuk
memajukan dan memundurkan putaran mesin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar