MODUL
CHASIS DAN PEMINDAH TENAGA
SISTEM SUSPENSI
Di Susun Oleh Dosen Teknik Otomotif Elektronik:
Sugiyarto, S.Pd
PRODI TEKNIK OTOMOTIF ELEKTRONIK
AKADEMI KOMUNITAS NEGERI TRENGGALEK
|
SISTEM
KEMUDI
SISTEM SUSPENSI
Fungsi Suspensi Pada
Kendaraan
Sistem suspensi menghubungkan axle dan body dan
mencegah penyaluran getaran dan impact secara langsung dari permukaan jalan ke
kendaraan selama beroperasi, sehingga mencegah kerusakan terhadap body dan
cargo, dan juga membantu menyamankan pengendaraan.
Suspensi
menghubungkan bodi kendaraan dengan roda – roda dan berfungsi sebagai berikut :
·
Selama berjalan,
kendaraan secara bersama
– sama dengan
roda, menyerap getaran,
oskilasi dan kejutan dari
permukaan jalan, hal
ini untuk melindungi
penampung dan barang
agar aman, serta menambah kenyamanan dan stabilitas .
·
Memindahkan gaya
pengereman dan gaya gerak ke body melalui gesekan antara jalan dengan roda–roda
.
·
Menopang body pada axle
dan memelihara letak geometris antara body dan roda- roda.
Oskilasi Pada Suspensi
1. Pitching
Adalah
gerakan atau bergoyangnya
bagian depan dan
belakang kendaraan keatas dan kebawah terhadap titik pusat grafitasi
kendaraan. Gejala ini terjadi
ketika kendaraan melalui
jalan yang bertonjolan
atau jalan berlubang. Disamping
itu pitching terjadi
pada kendaraan yang mengalami pegas/spring lemah.
2. Rolling.
Adalah
bila kendaraan membelok
atau melalui tonjolan
jalan, maka pegas pada satu sisi
kendaraan mengembang dan pegas/spring pada sisi lainya mengkerut. Kendaraan ini
mengakibatkan body rolling pada arah samping ( sisi ke sisi ).
3. Bouching.
Adalah
gerakan naik turun
body kendaraan secara
keseluruhan. Gejala ini mungkin
terjadi pada kecepatan
kendaraan tinggi dan
pada jalan bergelombang, demikian
pula bila pegas suspensi lemah.
4. Yawing
Adalah gerakan body kendaraan mengarah memanjang ke
kanan dan ke kiri terhadap titik berat
kendaraan. YAWING kemungkinan terjadi pada jalan yang menyebabkan pitching.
Komponen-Komponen Suspensi
A. Pegas
Penggunaan pegas pada sistem suspensi adalah untuk
menahan secara langsung kejutan yang diterima kendaraan pada
saat berjalan. Hal
ini dikarenakan pegas
memiliki sifat elastisitas
untuk menahan kejutan kejutan. Jenis-jenis pegas yang
digunakan pada sistem suspensi adalah sebagai berikut :
1. Pegas Daun (Leaf Spring)
Konstuksi pegas ini terdiri dari plat baja yang
diikat atau disusun menjadi
satu.keuntungan pegas daun
adalah mampu meredam pembebanan yang besar, oleh karena
itu penggunaannya terdapat pada kendaraan angkutan, dan biasanya digabungkan
dengan pegas koil.
KEUNTUNGAN
Konstruksi sederhana
KERUGIAN
·
Berat
·
Tidak menyerap getaran
yang memiliki frekuensi tinggi
2. Pegas Coli (Coil Spring)
Pegas coil berfungsi meredam kejutan dari jalan
sehingga tidak langsung diterima body. Pegas coil memiliki tahanan atau
redaman kejutan yang
lebih baik dibandingkan
dengan pegas daun dan
tidak terjadi gesekan
antara pegas (defleksi)
yang menyebabkan getaran pada
body. Sebaliknya pegas
koil memiliki kekurangan saat
menerima kejutan, maka
secara langsung kejuan tersebut
dilendutkan sehingga menyebabkan kejutan balik yang cepat pada
body. Oleh karena pada umumnya pegas koil di kombinasikan dengan shock
absorber.
KEUNTUNGAN
·
Pegas dapat dibuat
ringan
·
Membantu menjaga
kualitas berkendara yang lebih baik dan dapat menyerap getaran yang memiliki
frekuensi tinggi
KERUGIAN
Membuat konstruksi dari suspensi rumit
3. Pegas Torsi (Torsion Spring)
Pegas ini pada umumnya igunakan pada mobil-mobil
kecil pada suspensi depan. Pegas batang torsi ini bahannya terbuat dari baja
elastis yang mampu manahan puntiran yang terjadi.
KEUNTUNGAN
·
Paling ringan
dibanding semua pegas
yang digunakan pada kendaraan
·
Suspensi dapat dibuat
sederhana saat coil spring digunakan.
·
Secara efektif menyerap
getaran dengan frekuensi yang tinggi.
KEKURANGAN
Produktifitasnya tidak efisien.
B. Shock Absorber
Apabila pada suspensi hanya terdapat pegas,
kendaraan akan cenderung
beroskilasi naik turun pada
waktu menerima kejutan
dari jalan. Akibatnya berkendaraan menjadi
tidak nyaman. Untuk itu shock
absorber dipasang untuk
meredam oskilasi dengan cepat
agar memperoleh kenikmatan berkendaraan dan
kemampuan cengkeram ban terhadap jalan.
Pemasangan pegas pada sistem suspensi kendaraan
biasanya dilengkapi dengan shock absorber. Hal ini dikarenakan pegas tidak
mampu menahan gaya naik turun (oksilasi) pada saat menerima beban dari jalan
Shock absober dirancang
untuk merdam oksilasi
pegas akibat kejutan
sehingga kendaraan akan
terasa nyaman saat berjalan.
Jenis
– Jenis Shock Absorber
Pembagian
shock absorber pengolongannya didasarkan pada :
1. Cara Kerja
a. Kerja Tunggal.
Efek
meredam hanya terjadi
pada waktu shock absorber berekspansi.
Sebaliknya pada waktu kompresi tidak
terjadi efek meredam
Pada jenis ini saat
piston menekan (melakukan
proses kompresi) maka tidak
terjadi efek redam sedangkan pada saat ekspansi terjadi efek redam.
b. Kerja Ganda
Baik
saat ekspansi maupun
kompresi selalu bekerja meredam. Pada
umumnya kendaraan sekarang menggunakan tipe
ini. Pada jenis
ini mekanisme redaman terjadi
pada saat kompresi
maupun ekspansi, tentunya hal ini menguntungkan karena secara otomatis
mampu meredam kejutan lebih baik dari kerja tunggal.
2. Konstruksi
a. Type Twin Tube
Di dalam shock absorber tipe ini terdapat pressure
tube dan outer tube yang membatasi working chamber ( silinder dalam ) dan
reservoir chamber ( silinder luar )
b. Type Mono Tube
Di dalam shock absorber hanya terdapat satu silinder
( atau tanpa reservoir)
3. Medium Kerja
a. Hidrolis
Di dalamnya hanya terdapat minyak shock absorber
sebagai medium kerja.
b. Pneumatis
Ini adalah absorber hidraulisis yang diisi dengan
gas. Gas yang biasanya digunakan adalah nitrogen, yang dijaga pada temperatur
rendah 10-15 kg/cm² atau temperatur tinggi 20-30 kg/cm².
3.
BALL JOINT
Ball Joint menerima beban vertikal maupun lateral.
Disamping itu juga berfungsi sebagai sumbu putaran roda pada saat kendaraan
membelok.
Di
bagian dalam ball joint terdapat gemuk untuk melumasi bagian yang bergesekan .
Pada setiap interval tertentu gemuk harus diganti dengan tipe molibdenum
disulfide lithium base.
Gambar
2.12. tipe – tipe Ball Joint
Tipe
ball join yang menggunakan dudukan dari resin, tidak diperlukan penggantian
gemuk.
4.
STABILIZER BAR
Stabilizer
Bar berfungsi untuk
mengurangi kemiringan kendaraan
akibat gaya sentrifugal
pada saat kendaraan membelok.
Didamping itu untuk
meningkatkan traksi ban
. Untuk suspensi
depan, stabilizer biasanya
dipasang pada kedua lower arm melalui bantalan karet dan linkage. Pada bagian
tengah di ikat ke frame atau body pada dua tempat melalui bushing.
Cara Kerja
: Bila roda kanan dan kiri
bergerak ke atas dan ke bawah secara bersamaan dengan arah dan jarak yang sama,
stabilizer ban harus bebas dari puntiran. Umumnya pada saat kendaraan membelok,
pegas rod bagian luar (Outer Spring )
tertekan dan pegas roda bagian dalam (
Inner ) mengembang. Akibatnya
stabilizer bar akan terpuntir karena salah satu ujungnya tertekan ke
atas dan ujung
lainnya bergerak ke
bawah. Batang stabilizer
cenderung menahan terhadap puntiran. Tahanan terhadap puntiran
ini berfungsi mengurangi body roll dan memelihara body dalam batas kemiringan
yang aman.
5.
STRUT BAR
Strut
Bar berfungsi untuk
menahan lower arm
agar tidak bergerak
maju atau mundur
pada saat menerima kejutan dari
permukaan jalan yang tidak rata atau dorongan akibat terjadinya pengereman.
6.
LATERAL CONTROL ROD
Lateral Control
Rod dipasang diantara axle dan
body kendaraan. Fungsinya untuk menahan axle pada posisinya terhadap beban dari
samping.
7.
BUMPER
Bumper
berFungsi adalah sebagai
pelindung frame, axle, shock
absorber dan lain-lain
yang bekerja pada saat
pegas coil mengerut
dan mengembang diluar batas.
Bahan utama pembuat bumper
adalah karet. Bumper
di bagi dua
yaitu Rebounding Bumper dan
Bounding Bumper. Rebounding
Bumper adalah Bumper yang bertugas menahan tumbukan
saat suspensi mengembang. Bounding Bumper
adalah bumper yang
bertugas menahan tumbukan saat suspensi mengerut.
8. BUSHING KARET
Bushing
karet berfungsi untuk
meredam getaran, memudahkan pergerakan
komponen lainnya. Bushing
karet sering dipakai sebagai
landasan komponen lainnya
oleh karena itulah bushing
karet dapat mengalami
kerusakan. Kerusakan bushing karet
antara lain sobek,
retak, kehilangan sifat elastisnya, berubah bentuk. Bushing
karet tidak dapat diperbaiki, bushing karet yang sudah rusak harus diganti
dengan yang baru.
9. SHACKLE
Shackle
berfungsi sebagai pengimbang panjang pegas daun saat pegas daun
mengalami perubahan bentuk akibat menerima
gaya tekan. Dengan
shackle, pegas daun
dapat berdefleksi dengan
lancar dan mengurangi resiko
pegas daun patah. Umumnya shackle dipasang pada bagian ujung belakang pegas
daun.
10. HANGER PIN
Hanger pin
berfungsi sebagai penahan suspensi belakang agar suspensi belakang mampu
menahan gaya dari arah bujur. Hanger pin dipasang pada kerangka mobil melalui
bushing karet.
11. U-BOLT
U-bolt
adalah baut yang
menahan poros roda
pada pegas daun. U-bolt
mengikat poros roda dan pegas daun dengan cara di mur pada
spring seat. Pegas
daun memerlukan perawatan, perawatannya yaitu
dengan cara membersihkan
lembar pegas daun lalu
memberikan pelumas diantara
lembar pegas daun
satu dengan yang lainnya.
Pelumasan ini bertujuan
untuk mengurangi gesekan yang
terjadi saat pegas
daun tertekan sehingga
pegas daun akan lebih awet
1) Model Dan Karakteristik Suspensi
Konstruksi
suspensi digolongkan menjadi dua tipe:
a) Suspensi Model Rigid.
Pada
suspensi tipe rigid,
roda kiri dan
roda kanan dihubungkan oleh
axle tunggal. Karakteristik suspensi tipe rigid adalah
sebagai berikut :
1. Konstruksi
sederhana dan kuat
dan biaya produksi rendah
karena leaf spring
assembly
digunakan
untuk menempatkan axle.
2. Mudah
untuk mendapatkan karakteristik pemegasan non-linear
dengan menggunakan
helper
spring, dan lain-lain.
3. Sulit
untuk menggunakan pegas
dengan konstanta yang lebih rendah
karena leaf spring assembly digunakan
untuk menempatkan axle. Pada
tipe ini, getaran
seperti judder mungkin terjadi dikarenakan
oleh gesekan antara
spring leave, sehingga
mempengaruhi kualitas
pengendaraan.
4. Suara
mendecit dan aksi
wind-up dan getaran
mungkin terjadi karena
variasi dalam torsi penggerak dan gaya pengereman. Axle
akan terlepas jika leaf spring patah
b) Suspensi Model Bebas/Independen
Pada suspensi model bebas, masing –
masing pada roda kiri dan
kanan bergerak bebas
(independen) tanpa saling
mempengaruhi. Karakteristik suspensi independent adalah sebagai berikut :
1. Unsprung
weight yang lebih
rendah menghasilkan kontak roda
dengan jalan yang lebih
baik, memperbaiki stabilitas pengemudian.
2. Dengan
absennya axle yang
menghubungkan roda-roda pada setiap
sisi, posisi mesin
dan lantai dapat diperendah.
Pengaturan ini juga menaikkan ruang penumpang dan bagasi.
3. Kemungkinan terjadi shimmy pada roda depan
kecil.
4. Rumit dalam desain dan mahal.
5. Penyetelan
wheel alignment dipengaruhi
oleh gerakan vertikal
dari roda-roda, sehingga
mempengaruhi
umur ban.
4. Pemeriksaan
Dan Gangguan Pada Sistem Suspensi
Keamanan
dan kenyamanan berkendara
sangat dipengaruhi oleh
kondisi sistem suspensi.
Kondisi sistem suspensi itu dipengaruhi oleh kondisi komponen-komponennya,
jika salah satu kondisi komponen buruk
maka akan mempengaruhi
seluruh kinerja dari
sistem suspensi. Oleh
karena itulah akan
dibahas kerusakan apa saja yang dapat terjadi dan cara pemeriksaan tiap
komponen utama dari sistem suspensi.
1. Suspensi Depan
a). Pegas
Kerusakan
yang dapat terjadi
pada pegas spiral
adalah pegas patah
dan pegas mengalami pengerutan sehingga
ketinggian mobil mobil
akan berkurang. Pemeriksaannya dengan
cara melihat kondisi fisik pegas apakah ada keretakan atau bahkan sudah
patah. Pengerutan pegas dapat
diperiksa dengan cara
mengukur ketinggian kendaraan
lalu membandingkan dengan spesifikasi standarnya atau juga bisa
dilakukan dengan mengukur panjang pegas.
b). Shock Absorber
Pemeriksaan manual
terhadap shock absorber diantaranya adalah pemeriksaan kebocoran minyak
dan pemeriksaan kinerja. Pemeriksaan
kebocoran minyak dilakukan secara
visual dengan melihat ada atau
tidaknya ceceran minyak
pada bodi shock absorber.
Pemeriksaan kinerja dilakukan
dengan cara merasakan tahanan shock
absorber saat langkah
kompresi dan langkah ekspansi.
Pada shock absorber kerja ganda langkah kompresi dan
langkah ekspansi sama sama memiliki tahanan. Baik ketika ditekan
atau ditarik dengan
tangan, shock absorber akan
menahan gaya yang ditimbulkan dari
tangan kita. Hal-hal
yang harus diperhatikan dalam
uji kinerja ini adalah posisi shock absorber harus
vertikal dan lakukan uji ini berkali-kali sampai tahanan shock absorber
konstan.
c). Lengan Suspensi (suspension Arm)
Pemeriksaan
manual yang bisa
dilakukan yaitu pemeriksaan
keretakan, pemeriksaan kekencangan baut-baut
dan mur-mur, pemeriksaan
kondisi bushing, pemeriksaan
pergerakan lengan suspensi dari kekocakan dan kelancaran pergerakan.
d). Ball Joint
Keausan
ball joint mengakibatkan
kekocakan, adanya kekocakan akan
menambah gerak bebas pada roda kemudi, menimbulkan suara pada
sistem suspensi, berubahnya wheel
alignment. Pemeriksaan kekocakan ball
joint dapat dilakukan dengan cara
melihat reaksi ball
joint saat roda kemudi
digerak-gerakkan atau dengan
cara menggoyangkan ball joint.
Ball joint yang masih baik tidak
memilki gerak bebas
dan stud ball
joint tidak bisa digerakan dengan
mudah oleh jari. Dibutuhkan tenaga yang
lebih dari tenaga jari untuk menggerakan stud ball joint. Pemeriksaan ball joint
pada upper arm dan
lower arm juga dapat dilakukan dengan
cara menggerak-gerakkan roda
Pengecekan tersebut dilakukan sambil
menginjak pedal rem.
Jika terasa ada
kelonggaran maka terjadi
kerusakan pada ball joint.
e). Bushing Karet
Kerusakan
bushing karet antara lain sobek,
retak, kehilangan sifat elastisnya, berubah bentuk. Bushing karet tidak dapat
diperbaiki, bushing karet yang sudah rusak harus diganti dengan yang baru.
f). Stabilizer Bar
Kerusakan yang dapat terjadi pada stabilizer bar
adalah stabilizer bar mengalami kebengkokan atau bahkan patah. Pemeriksaan
kebengkokan stabilizer bar dilakukan dengan cara meletakan stabilizer bar
pada bidang datar
lalu melihat apakah
stabilizer bar mengalami
puntiran atau tidak.
g). Bumper
Sama
seperti bushing karet,
bumper juga terbuat
dari karet. Pemeriksaan
bumper juga sama seperti bushing karet.
2. Suspensi Belakang
Kerusakan yang dapat terjadi pada suspensi belakang
model pegas daun pararel diantaranya adalah rusaknya karet-karet bushing pada
shackle dan hanger pin, serta patahnya pegas daun. Kondisi mur dan baut
yang kendor pun
dapat menyebabkan kerusakan
oleh karena itu
perlu dilakukan pemeriksaan
terhadap kekencangan mur dan baut. Pemeriksaan yang lainnya adalah pemeriksaan
kondisi fisik u-bolt
apakah mengalami keretakan
atau patah, serta
pemeriksaan keretakan dan keausan lembar pegas daun.
DAFTAR PUSTAKA
_________,Pemeliharaan Sistem
Suspensi, Direktorat Pendidikan
Menengah Kejuruan;
Direktorat Jenderal Pendidikan
Dasar Dan Menengah;
Departemen Penidikan Nasional; 2005
Anonim.
(1977). Toyota Hi-Ace Pedoman Reparasi Chassis. PT Toyota-Astra Motor.
Boentarto. (1995).
Cara Pemeriksaan, Penyetelan,
dan Perawatan Chasis
Mobil. Yogyakarta: Andi Offset.
Toyota
Astra Motor, 1994, Training Manual Steering System Step 2, Jakarta, PT.Toyota
Astra Motor.
Toyota
Astra Motor, 1994, Training Manual Wheel Alignment & Tires Step 2, Jakarta,
PT.Toyota Astra Motor.
Astra
International Training Center, Basic Mechanic Training 3, Astra Internasional.
Toyota
Service Training, 1996, New Step 1, Jakarta, PT.Toyota Astra Motor.
Wiranto Arismunandar
dan Osamu Hirao.
(2006). Pedoman untuk
Mencari Sumber Kerusakan, Merawat
dan Menjalankan Kendaraan. Jakarta: PT PradnyaParamita.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus2. Pegas coli
BalasHapusTypo sampe ngakak bacanyaðŸ˜