BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Sistem Kemudi
Sistem kemudi
merupakan suatu mekanisme pada kendaraan yang berfungsi untuk mengatur arah
kendaraan dengan cara membelokkan roda depan. Pada perkembangannya pengaturan
arah roda belakang untuk membantu belok atau bahkan sebagai pengatur utama saat
belok juga ada.
Gambar 1.1 Sistem Kemudi
Sistem kemudi terdiri dari 3 (tiga) bagian
utama, yaitu steering column, steering gear dan steering linkage. Steering
column terdiri dari steering main shaft dan column tube. Steering column
terpasang pada body melalui brakeaway bracket, sehingga saat terjadi benturan
steering column dapat terlepas dengan mudah. Untuk mengurangi pemindahan
kejutan jalan, pada steering main shaft dipasangkan universal joint.
Mekanisme-mekanisme yang terdapat pada steering column adalah peredam benturan,
tilt steering, steering lock, telescophic steering.
Steering gear
berfungsi untuk mengarahkan roda depan dan meningkatkan momen dengan reduksi
giginya sehingga kemudi menjadi lebih ringan. Tipe steering gear yang banyak
dipakai sekarang adalah tipe rack & pinion dan recirculating ball.
Pemakaian tipe rack & pinion dikarenakan konstruksinya yang sedarhana dan
ringan serta memungkinkan untuk konstruksi kendaraan yang rendah. Sedangkan
pemakaian recirculating ball dikarenakan menginginkan keuntungan momen yang
besar sehingga pengemudian relatif lebih ringan. Selain itu penggunaan
recirculating ball juga karena lebih tahan beban yang berat dan lebih tahan
keausan serta sifat peredaman getarannya lebih baik.
Steering linkage
berfungsi meneruskan tenaga gerak dari steering gear ke roda depan dengan
tepat/ akurat. Pada steering lingkage dilengkapi engsel yang biasa disebut ball
joint, sehingga walaupun ada banyak variasi gerakan dari kendaraan, pemindahan
tenaga gerak tetap akurat. Tipe steering linkage tergantung dari jenis steering
gear dan sistem suspensi yang digunakan, yaitu steering linkage untuk suspensi
maupun steering linkage untuk suspensi independent.
1.2
Power steering
Power steering adalah
sebuah sistem hidrolik (servo hidrolik) yang berfungsi untuk memperingan tenaga
yang dibutuhkan untuk memutarkan kemudi terutama pada kecepatan rendah dan
menyesuaikannya pada kecepatan menengah serta tinggi.
Gambar 1.2 Hidraulic Power
Steering
Pada kecepatan rendah
gaya gesek ban dengan jalan cukup tinggi, apalagi untuk tipe ban tekanan rendah
dengan telapak ban yang lebar.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Electronic Power Steering (EPS)
Pada perkembangan
dewasa ini telah muncul electronic power steering atau juga dikenal
istilah controled by wire. Electronic Power Steering adalah power steering
yang kerjanya dibantu atau bahkan diambil alih oleh suatu unit elektronik/
komputer yang biasanya disebut ECU.
Gambar 2.1 Electronic Power
Steering
Motor Driven Power Steering (MDPS) yang
umumnya disebut dengan Electrical Power Steering (EPS), dikembangkan untuk
membantu steering force dengan menggunakan motor listrik tanpa bantuan power
dari mesin. Fungsinya adalah mengontrol momen motor berdasarkan kondisi kemudi
agar diperoleh karakteristik kemudi yang optimal dan hemat bahan bakar. Disamping
itu, teknologi ini sangat ramah lingkungan karena tidak menggunakan minyak
power steering sehingga dapat mengurangi bobot dan kemudahan dalam hal
perbaikan karena jalur oli tidak terpakai lagi. Sekarang ini, pemakaian EPS
semakin meningkat dan EPS diharapkan untuk mengganti sistem power steering
hidrolis.
2.2 Keunggulan EPS
1. Konsumsi
bahan bakar lebih hemat : 2~3 % (saat ini hanya untuk kenyamanan kemudi)
2. Lebih
ramah lingkungan: Power steering oil & oil bebas dari kebocoran
3. Meningkatkan
performa mesin : Manipulasi lebih akurat
-
Pada dasarnya steering force
dikontrol berdasarkan kecepatan kendaraan.
-
Sebagai tambahan dari faktor
dasar (kecepatan kendaraan), beberapa logic seperti damping control, friction
control dipakai untuk mengoptimalkan kemampuan kemudi.
-
Kemudi lebih ringan diputar
ketika kendaraan melaju pelan.
-
Pada saat kecepatan tinggi,
steering force yang dibutuhkan menjadi lebih berat untuk meningkatkan
keselamatan.
4. Bobot
berkurang : sekitar 2.4 Kg
5. Performa
kendaraan : Power mesin tidak digunakan untuk menjalankan power steering
sehingga performas akselerasi bisa meningkat.
6. Status
sistem dapat diperiksa dan diketahui dengan alat Hi-scan dan penggunaan lampu
peringatan.
7. Bunyi
hydraulic dapat dihilangkan dan pada motor listrik terdapat fungsi penyerap getaran
yang timbul dari steering column sehingga getaran kemudi berkurang.
8. Pemasangannya
mudah :
- Titik pemasangan berkurang sebanyak 21 (38 - 17) item
- Jumlah komponen berkurang sebanyak 28 (47 - 19) item
2.3 Komponen Utama
|
1. Power
Steering Control Module
Power
Steering Control Module berfungsi mengontrol arus listrik yang memutarkan motor
dan tegangan clutch berdasarkan sinyal yang masuk.
2. Vehicle
Speed Sensor (VSS)
VSS
berfungsi untuk mendeteksi kecepatan kendaraan, dipasang pada transmisi. VSS
akan membangkitkan sinyal secara proporsional bergantung pada kecepatan
kendaraan, sinyal tersebut kemudian dikirim ke speedometer dan power steering
control module.
3. Torque
Sensor
Torque
Sensor berfungsi untuk mendeteksi besarnya gaya yang dibutuhkan serta arah
gerakan steering wheel, yang dikonversikan menjadi sinyal tegangan listrik
untuk dikirim ke power steering control module.
4. Motor
& Clutch
Motor
berfungsi untuk memutar poros kemudi, sedangkan clutch berfungsi untuk
menghubung dan memutus putaran motor dengan gear reduksi.
5. Steering
Gear
Steering gear berfungsi
untuk mengarahkan roda depan dan meningkatkan momen dengan reduksi giginya
sehingga kemudi menjadi lebih ringan.
6. Accu
Accu
berfungsi sebagai sumber tenaga listrik DC.
7. Noise
Supressor
Noise
Supressor berfungsi untuk mendeteksi putaran mesin.
2.4 Prinsip Kerja EPS
A. Saat
Kunci Kontak “ON”
Bila tidak terjadi kerusakan pada komponen-komponen
EPS maka saat kunci kontak “ON”, lampu kontrol indikator akan menyala selama 2
detik dan selanjutnya padam. Kondisi ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa
bola lampu indikator EPS dan sirkuit sistem dalam keadaan baik.
B. Saat
Kunci Kontak “ON” (Trouble)
Bila power steering
control module mendeteksi adanya kerusakan pada komponen utama, maka lampu
indikator EPS akan menyala dan tidak mati, untuk memberitahukan adanya
kerusakan. Pada saat yang bersamaan, kerusakan yang terjadi akan tersimpan
dalam back-up memory dari power steering control module.
C. Saat
Motor di Starter
Saat motor di
starter, control module menerima sinyal dari minus coil noise supressor yang
menandakan bahwa EPS siap bekerja. Bila steering wheel diputar, maka sinyal
dari torque sensor akan masuk ke control module. Sinyal ini memiliki 2 fungsi
yaitu menentukan arah putaran kemudi dan besarnya voltase (tahanan).
Berdasarkan sinyal yang masuk, control module akan mengaktifkan clutch dan
motor untuk membantu memutar poros kemudi. Arah putaran akan menentukan dari
sisi terminal mana arus dialirkan sehingga putaran motor bergerak sinkron terhadap
putaran poros kemudi. Sedangkan besarnya voltase akan menentukan besarnya
suplai arus ke motor yang menentukan besarnya torsi yang diberikan oleh motor.
D. Saat
Kendaraan Berjalan
Ketika kendaraan
berjalan, sinyal kecepatan kendaraan (VSS) masuk ke control module. Semakin tinggi
kecepatan kendaraan maka bantuan torsi dari motor juga akan menurun. Ketika kendaraan
mencapai kecepatan ± 80 km/jam, maka arus ke clutch akan diputus, untuk
menonaktifkan fungsi EPS.
2.5 Tabel FMEA
Tabel 2.1 FMEA
ITEM
|
FUNCTION
|
POTENTIAL FAILURE MODE
|
POTENTIAL EFFECTS OF FAILURE
|
SEVERITY
|
POTENTIAL CAUSESS OF FAILURE
|
OCCURRENCE
|
CURRENT CONTROL
|
DETECTION
|
Control Module
|
Mengontrol arus listrik yang memutarkan motor dan tegangan clutch
berdasarkan sinyal yang masuk.
|
Rangkaian mengalami konsleting
DTC (Diagnostic Trouble Code)
belum terhapus dari memory
|
Power steering tidak berfungsi,
kemudi menjadi lebih berat
Lampu DTC masih menyala
|
3
1
|
Terkena air
Sistem belum direstart setelah
proses perbaikan
|
1
3
|
Memperbaiki/ mengganti ECM
Merestart sistem sesuai SOP
|
9
9
|
Vehicle Speed Sensor
|
Mendeteksi kecepatan kendaraan
|
Sensor tidak mengirim sinyal
|
ECM tidak dapat menerima sinyal
dari VSS, power steering tidak berfungsi
|
7
|
Terkena air
|
8
|
Mengganti sensor VSS
|
9
|
Torque Sensor
|
Mendeteksi besarnya gaya yang
dibutuhkan serta arah gerakan steering wheel
|
Sensor tidak dapat membaca
torsi yang dihasilkan oleh steering column
|
Power steering tidak berfungsi,
kemudi menjadi lebih berat
|
4
|
Masalah usia
|
1
|
Mengganti sensor
|
9
|
Motor & Clutch
|
Motor berfungsi untuk memutar
poros kemudi, sedangkan clutch berfungsi untuk menghubung dan memutus putaran
motor dengan gear reduksi
|
Gear motor aus
Clutch aus
|
Putaran motor menjadi tidak
sinkron
|
5
5
|
Usia gear
Usia clutch
|
5
5
|
Mengganti motor dan clutch
dengan yang baru
|
1
1
|
Steering Gear
|
Mengarahkan roda depan dan meningkatkan momen dengan
reduksi giginya sehingga kemudi menjadi lebih ringan
|
Gear aus
|
Putaran selip
|
5
|
Usia gear
|
5
|
Mengganti gear dengan yang baru
|
1
|
Accu
|
Sebagai sumber tenaga listrik
DC
|
Accu rusak
|
Sistem kelistrikan power
steering tidak maksimal, hasil olahan ECM tidak akurat dan atau power
steering tidak bekerja
|
7
|
Kurangnya perawatan
accu dan atau usia accu
|
7
|
Lakukan perawatan accu atau
ganti accu dengan yang baru
|
9
|
Noise Supressor
|
Mendeteksi putaran mesin
|
Sensor tidak mendeteksi putaran
mesin
|
Power steering tidak bekerja
|
3
|
Usia sensor
|
5
|
Ganti noise suppressor dengan
yang baru
|
9
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar